Komoditas unggulan perkebunan Indonesia salah satunya adalah kopi. Berdasarkan data Ditjenbun (2020), pada tahun 2019 perkebunan kopi di Indonesia mencapai luas 1,245 juta hektar dengan total produksi 752,5 ribu ton. Berdasarkan data ICO (2021), kopi Indonesia berada di urutan ke 4 di bawah Brazil, Vietnam dan Colombia. Negara Amerika merupakan negara pangsa ekspor kopi terbesar Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 16,34% dari total ekspor kopi Indonesia.
Minuman kopi merupakan salah satu minuman favorit di Indonesia. Konsumsi kopi perkapita penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 1,09 kg/orang/tahun dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 265 juta jiwa (Suhendra dan Darmansyah, 2022). Hal ini diprediksi meningkat tajam dalam beberapa tahun kedepan mengingat perkembangan warung kopi dan coffee shop yang semakin marak.
Perkembangan industri kopi di Sambas juga didukung oleh tradisi masyarakat Sambas yang gemar minum kopi. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukan warung kopi bertebaran di sepanjang jalan. Warung kopi selalu dipenuhi para pengunjung yang datang bukan hanya untuk menikmati kopi namun memiliki tujuan dan keperluan tersendiri. Tradisi tersebut telah ada sejak lama dan menjadi rutinitas sebagian masyarakat Sambas hingga sekarang.
Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok Pondok Kopi Desa Sulung Kecamatan Sejangkung. Permasalah utama dalam proses produksi bubuk kopi yang dialami mitra adalah proses sangrai. Proses sangrai dilakukan secara manual menggunakan wajan. Pengadukan dilakukan secara terus menerus hingga biji kopi matang. Pada proses ini, pekerjaan belum dilakukan sesuai standar. Tingkat kematangan, besar nyala api dan lama waktu sangrai hanya berdasarkan perkiraan. Akibat proses ini, kualitas bubuk kopi yang diproduksi oleh Kelompok Pondok Kopi tidak seragam.
Melalui kegiatan pengabdian dari Politeknik Negeri Sambas, tim pelaksana terdiri dari bapak Feby Nopriandy dan Suhendra mengupayakan penyelesaian permasalahan dalam penerapan teknologi proses produksi kopi dengan merancang bangun mesin sangrai kopi dengan suhu penyangraian yang dapat dimonitor sehingga suhu dapat terkontrol.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program pengabdian ini meliputi pembuatan mesin sangrai kopi, pengujian kinerja mesin sangrai kopi, pelatihan pengoperasian dan perawatan mesin sangrai kopi serta penyerahan mesin sangrai kopi kepada mitra. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan biji kopi berkualitas dengan tingkat kematangan merata, aroma dan citarasa kopi keluar secara optimal. Hasil akhir yang diinginkan adalah mitra dapat memproduksi bubuk kopi berkualitas yang dapat bersaing dengan produk kopi lainya.